Keristina sudah hampir 3 bulan ini berpindah kegiatan cuci darah dari Rumah Sakit Marzuki Machdi ke Bogor Kidney Center di Jalan Pajajaran, dekat kantor Telkom Bogor. Kami memilih tempat tersebut selain karena harganya paling murah di Bogor (hanya 650 ribu untuk pertama kali dan 550 ribu untuk berikutnya) juga karena tempatnya yang bersih dan tenang. Belum banyak pasien yang memanfaatkan tempat ini, entah karena sekarang hampir semua pasien cuci darah sudah menggunakan jamkesmas dan jamkesda (terima kasih buat pemerintah yang sudah semakin ‘care’ terhadap para pasien cuci darah) atau memang karena banyak yang belum tahu. Padahal lokasinya sangat strategis.
Setelah 3 bulan, jumat kemarin untuk pertama kalinya saya mengantarkan Keristina ke sana karena kebetulan cuti bersama. Selama ini Keristina hanya diantar oleh pak Apung, supir setia kami. Hari itu hanya Keristina yang menjalani cuci darah, padahal ada empat mesin yang tersedia. Seperti biasa, saya membawakan barang-barang keperluan keristina seperti: alat timbang badan (karena kurang yakin dengan timbangan di tempat hemodialisa), alas tidur (Keristina sangat memperhatikan kebersihan, jadi bawa alas tidur sendiri), selimut (karena selimut yang disediakan biasanya berbulu), bantal kecil untuk menaruh tangan yang akan ditusuk jarum, rantang dan termos berisi menu makan pagi dan siang, kotak berisi gelas, teh celup, sendok, garpu, gula (walau sebenarnya di tempat hemodialisa disediakan kue dan segelas teh manis), serta satu tas besar merah berisi obat-obatan, buku doa, masker, selang oksigen, dll. Jadinya tempat tidur Keristina paling ramai dengan semua barang-barang tersebut.
Mesin cuci darahnya cukup modern dan mungil. Memang teknologi semakin maju membuat mesin cuci darah versi sebelumnya memiliki volume nyaris dua kali yang sekarang. Selang-selang, baik untuk mengalirkan darah, air bersih, dan larutan bicarbonat juga berukuran mini dan langsing. Impian kami adalah suatu saat nanti alat hemodialisa ini bisa sedemikian kecil sehingga bisa dicangkokkan ke dalam tubuh manusia. semoga!
Menunggu 5 jam tentu bukan pekerjaan mudah. Setelah 2 jam pertama membantu Keristina menyiapkan makan siangnya, Keristina pun tertidur. Maka sayapun berkesempatan mengembara mencari sesuap nasi di sekitar lokasi baru ini. Kebetulan di belakang tempat hemodialisa ini adalah Taman Kencana, salah satu pusat kuliner Bogor. Sudah bosan dengan Apple Pie dan Macaroni Panggang, saya mencoba Sop Buah yang berlokasi di Jalan Bukit Tunggul. Namanya yang melegenda namun baru pertama kali saya mengunjunginya. ramainya minta ampun. padahal jam makan siang sudah lama lewat. Sepanjang jalan bukit Tunggul berjejer mobil parkir hanya untuk dapat mengunjungi restaurant ini. Sederhana, cepat pelayanannya, dan rasanya top markotop. saya memesan sop buah yoghurt dan kupat tahu tasik. Sop buahnya mengandung buah yang tidak biasa: sirsak, sawo, strawbery, melon. rasanya menyegarkan dan tidak terlalu manis. Kupat tahunya otentik banget walau lontongnya tidak menyebarkan aroma daun pisang. Makan siang yang pas untuk saya di siang yang mendung.
mbak boleh tau gak no telpon bogor kidney center yg skrg. aku browsing di internet kok salah sambung ya
kebetulan saya juga ngga punya mba..
klinik BKC 02518321638